ARTIKEL PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DAN GARAM RANGKAP
Nuraida Ariani
Fakultas Sains dan Teknologi
Email: nuraida1ariani4@gmail.com
PENDAHULUAN
Garam adalah serbuk
berwarna putih yang mengandung tinggi NaCl. Garam konsumsi beryodium merupakan
garam yang telah diperkaya dengan yodium yang dibutuhkan tubuh untuk
pertumbuhan dan kecerdasan. Yodium difortifikasi dalam garam sebagai zat aditif
atau suplemen dalam bentuk kalium iodat (KIO3). Garam beryodium yang dianjurkan
untuk dikonsumsi ialah garam yang telah memenuhi SNI yaitu mengandung KIO3 sebesar
30-80 ppm. Garam (NaCl) atau natrium klorida merupakan zat mineral yang sangat
penting bagi kesehatan manusia dan hewan, serta industri. Bentuk mineral halit,
atau garam batu, kadang-kadang- disebut garam biasa untuk membedakannya dari
kelas senyawa, kimia yang disebut garam (Wantara et al., 2022).
Garam terbagi atas garam kompleks dan garam rangkap. Garam rangkap merupakan suatu garam yang terbentuk dari kristalisasi larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu. Garam rangkap terbentuk apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Garam-garam itu memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam komponennya. Sedangkan garam kompleks merupakan suatu garam yang terbentuk dari suatu anion atau kation kompleks, atau dikenal sebagai senyawa koordinasi/ Garam rangkap dalam larutan akan terionisasi menjadi ion-ion komponennya. Namun bila suatu garam kompleks dilarutkan, maka akan terion menjadi ion penyusun dan ion kompleksnya. Pembuatan garam dapat dilakukan dengan beberapa kategori berdasarkan perbedaan kandungan NaClnya sebagai unsur utama garam. Salah satu cara pembuatan garam adalah kristalisasi. Beberapa garam dapat mengkristal dari larutannya dengan mengikat sejumlah molekul air sebagai hidrat. Bentuk kristal terdiri atas kation terhidrat dan anio terhidrat. Selain itu banyak pula dijumpai kompleks stabil yang dibentuk oleh ion logam transisi dengan molekul atau ion yang terikat lebih kuat dari pada molekul air (Rasmila, 2022).
Dalam percobaan ini, salah satu
perlakuannya adalah pembuatan tawas. Tawas dikenal sebagai koagulan di dalam
pengolahan air limbah yang sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang
melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Selain digunakan sebagai
penjernih air, tawas juga dapat digunakan sebagai zat aditif untuk
antiperspirant (deodorant). Tawas ini di pasaran dibedakan atas 2 jenis
berdasarkan bentuknya, yaitu tawas kusam dan tawas bening (Purnawan dan
Ramadhani, 2014).
METODE
Alat
Alat yang digunakan yaitu tabung reaksi besar dan kecil, gelas ukur
50ml, gelas ukur 10ml, gelas beaker 100ml, gelas arloji, pompa vakum, pemanas,
gelas kimia 100ml, batang pengaduk, corong buchner, cawan penguap, bunsen, kaki
tiga dan kasa.
Bahan
Bahan yang
digunakan yaitu Al2(SO4)3.18H2O, kristal kupri sulfat pentahidrat, kristal
ammonium sulfat, etil alkohol, K2SO4, ammonium 15m, ammonium 6m, dan kristal
kupri sulfat anhidrat.
Prosedur kerja
·
Pembuatan Tawas
Dilarutkan 33,4gr Al2(SO4).18H2O
dalam 50 ml air dan dilarutkan 8,7gr K2SO4 dengan 50 ml air lalu kedua larutan
dicampurkan, diaduk, dan dipanaskan hingga melarut sempurna. Kemudian
dipindahkan ke cawan penguap dan didinginkan hingga terbentuk kristal. Setelah
itu kristal yang didapat dicuci dengan sedikit air dan disaring menggunakan
kertas saring lalu dikeringkan. Kemudian kristal disimpan dalam botol gelap dan
dihitung persen rendemen yang didapatkan.
·
Pembuatan Garam
Rangkap Kupri Ammonium Sulfat
Dilarutkan 4,98 gr CuSO4.5H2O dan
2,64 gram (NH3)2 SO4 dalam 10 ml air dalam gelas beker 100 ml dan dipanaskan
secara perlahan hingga garam larut sempurna. Lalu didinginkan tiba tiba dengan
memasukkannya dalam waterbath dan didiamkan selama 1 jam hingga diperoleh
kristal. Didekantir agar larutan dan kristal terpisah. Kemudian kertas saring
ditimbang dan disaring menggunakan pompa vakum, kristal yang didapat
dikeringkan, ditimbang dan diletakkan pada kaca arloji. Dihitug persen
rendemennya.
· Pembuatan Garam
Kompleks Tetraamin Copper (II) Sulfat Monohidrat
8 ml ammonium 15 M diencerkan
dengan 5 ml air dalam gelas beker 100 ml dan ditabambahkan 4,98 gr bubuk
CuSO4.5H2O lalu diaduk hingga homogen. Ditambahkan pada campuran 8 etil alkohol
secara perlahan lalu ditutup rapat menggunakan plastik wrap kemudian didiamkan
selama 1 jam dalam ice waterbath dan diaduk perlahan untuk mengendapkan secara
sempurna setelah itu didekantir kristal dengan filtratnya. Kristal yang
didapatkan kemudian disaring menggunkan kertas saring dan dicuci dengan etil
alkohol, disaring menggunakan pompa vakum dan dicuci sekali lagi dengan etil
alkohol kemudian dikeringkan, ditimbang dan diletakkan dalam kaca arloji.
Dihitung persen
rendemennya.
· Perbandingan
Beberapa Sifat Garam Tunggal, Rangkap dan Pengompleks
a. 1 gr kristal kupri sulfat anhidrat dimasukkan tabung
reaksi dan ditambahkan 2-3 ml akuades lalu dicatat perubahan warna yang terjadi
kemudian ditambahkan 5 ml NH2OH 6M tetes demi tetes dan diamati hasil pengamatan
b.
Dimasukkan tawas dan kupri amonium sulfat yang
didapatkan pada tabung reaksi yang berbeda dan masing-masing tabung reaksi
ditambahkan 5 ml air lalu dibanding warna kedua larutan kemudian diencerkan
dengan 20 ml air dan catat perubahan warna
c.
Garam
kupri amonium sulfat dan tetraamin coopper (II) sulfat dimasukkan masing-masing
pada tabung reaksi berbeda kemudian dipanaskan lalu diamati perubahan warna dan
gas yang terbentuk.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1.
Pembuatan Tawas
Perlakuan |
Hasil |
Ditimbang 33,4 gr Al2(SO4)3.16H2O
dan dilarutkan dalam 50mL aquades |
Larutan berwarna putih keruh ( Larut ) |
Ditimbang 8,7 gr K2SO4 dan
dilarutkan dalam 50mL aquades |
Larutan tak berwarna ( Larut ) |
Dicampurkan larutan Al2(SO4)3.16H2O
dengan larutan K2SO4 ke dalam cawan penguap |
Larutan homogen dan berwarna putih keruh |
Didinginkan pada suhu kamar |
Terbentuk kristal seperti garam |
Ditimbang kertas saring |
Berat kertas saring = 1,16 gr |
Disaring dengan pompa vakum dan dicuci dengan air |
Kristal tawas kering ( Bebas dari air ) |
Ditimbang kertas saring dan kristal |
Berat total = 22,15 gr |
Berat tawas |
Berat tawas = (berat total – berat kertas saring) =
20,99 gr |
% Rendemen dihitung |
% Rendemen = 44,25% |
Berdasarkan data table diatas, dapat diketahui bahwa senyawa yang digunakan yaitu Al2(SO4)3.16H2O dan K2SO4 dimana masing-masingnya dilarutkan dalam akuades dengan tujuan untuk mengubah wujud fisik senyawa dari padatan menjadi cairan larutan dengan cara melarutkannya agar mempermudah untuk dilakukan pada tahap selanjutnya. Dimana senyawa Al2(SO4)3.16H2O larut dan menghasilkan larutan berwarna putih keruh membentuk suatu ion komples [AlCH2O6]3+ yang disebabkan oleh kerapatan muatan aluminium (Al3+), sehingga di dalam larutannya mempu menarik molekul air dan membentuk ion kompleks tersebut. Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Sedangkan
untuk senyawa K2SO4, dikarenakan larutan sukar larut
sehingga dilakukan pemanasan untuk mempercepat pelarutan, dimana menghasilkan basa
KOH. Setelahnya, kedua larutan dicampur, dengan dihasilkannya larutan berwarna
putih keruh dan terbentuk kristal garam sebanyak 20,99 gr dengan
persentase rendemennya 44,25%
setelah pendinginan daalam suhu kamar. Hal ini merupakan akibat dari adanya
basa saat K2SO4 bereaksi dengan akuades. Adapun
reakis pembuatan tawas pada percobaan ini yaitu:
2.
Pembuatan Garam
Rangkap Kupri Ammonium Sulfat
Perlakuan |
Hasil |
Ditimbang 4,98 gr CuSO4(NH3)2(SO4).6H2O
dan dilarutkan dalam 10mL aquades |
Larutan berwarna biru pucat |
Ditimbang 2,64 gr (NH3)2SO4 dan
dilarutkan dalam 10mL aquades |
Larutan jernih ( tidak berwarna ) |
Dicampurkan larutan CuSO4.5H2O
dengan larutan (NH3)2SO4 |
Larutan berwarna biru tua pekat, larutan homogen |
Dipanaskan larutan |
Larutan berwarna biru pucat |
Ditutup dengan plastik warp dan didiamkan didalam
icebath selama 1 jam |
Larutan berwarna biru pucat (filtrat) dan terbentuk
endapan biru pucat |
Didekantir filtrat dari endapan |
Filtrat terpisah dengan endapan |
Ditimbang kertas saring |
Berat kertas saring 1,20 gr |
Disaring menggunakan pompa vakum |
Kristal kering berwarna biru pucat |
Ditimbang kristal dengan kertas saring |
Berat total = 9,04 gr |
Dihtung berat garam CuSO4(NH3)2SO4.6H2O |
Berat garam = (berat total – berat kertas saring) =
7,84 gr |
Dihitung % rendemen |
% rendemen = 98,41% |
Berdasarkan data tabel diatas, dapat diketahui bahwa
senyawa yang digunakan yaitu CuSO4 dan (NH3)2(SO4),
sedangkan garam rangkapnya yaitu CuSO4(NH3)2(SO4).6H2O. Dimana kedua senyawa masing-masing
dilarutkan ke dalam akuades dengan tujuan untuk mengompleks Cu2+, tapi tidak larut
sempurna di dalam akuades tersebut, sehingga persamaan reaksi yang terjadi
yaitu:
Gambar 1. Pemanasan kedua larutan yang telah dicampurkan
Setelahnya kedua larutan dicampurkan menghasilkan
larutan berwarna biru tua pekat. Lalu dipanaskan dengan tujuan untuk
mempercepat laju reaksi pada pelarutan tersebut. Selanjutnya
dilakukan pendinginan dengan memasukkannya dalam baskom yang berisi es batu
(waterbath) dimana proses pendinginan bertujuan untuk mempercepat reaksi pembentukkan
atau pengendapan garam, serta agar garam rangkap yang terbentuk semakin solid
(padat). Proses pendinginan dilakukan selama kurang lebih 60 menit hingga
diperoleh kristal yang banyak. Adapun kristal yang terbentuk berwarna biru pucat sebanyak 7,84 gr dengan persentase rendemennya 98,41% sehingga
didapatkan persamaan reaksinya yaitu:
3.
Pembuatan Garam Kompleks
Tetraamin Copper (II) Sulfat Monohidrat
Perlakuan |
Hasil |
Ditimbang 4,98 gr CuSO4.5H2O dan
dicampurkan dalam 10mL aquades dalam gelas beaker 100mL |
Larutan berwarna biru pucat dan larut |
Dicampurkan larutan CuSO4.5H2O
dengan larutan amonium 29% 8mL dan diaduk hingga homogen |
Larutan homogen dan larutan berubah menjadi warna biru
pekat (gelap) dan berbau amonia |
Ditambahkan 8mL etanol secara perlahan dan diaduk |
Terbentuk 2 fasa dan ada endapan, lapisan atas berwarna
biru pucat dan lapisan bawah berwarna biru gelap |
Ditutup dengan plastik warp dan didiamkan 1 jam didalam
icebath |
Terbentuk kristal berwarna biru tua (gelap) dan filtrat
berwarna biru tua (gelap) |
Didekantir filtrat dari endapan |
Filtrat dan endapan terpisah |
Ditimbang kertas saring |
Berat kertas saring = 1,16 gr |
Disaring menggunakan pompa vakum |
Endapan kering (bebas dari filtrat) |
Ditimbang kristal dan kertas saring |
Berat total = 6,93 gr |
Berat garam Cu(NH3)(SO4).5H2O |
Berat garam = (berat total – berat kertas saring) =
5,77 gr |
Dihitung % rendemen |
% rendemen = 117,395% |
Berdasarkan data table diatas,
dapat diketahui bahwa pada langkah awal dilarutkan 4,98 gram CuSO4.5H2O
kedalam 10 ml aquades lalu ditambahkan 8 mL larutan ammonia 25%. Larutan
ammonia berfungsi sebagai penyedia ligan sedangkan kristal CuSO4.5H2O berfungsi
sebagai penyedia atom pusat. Didapatkan hasil terbentuk 2 fasa, lapisan atas berwarna biru pucat dan
lapisan bawah berwarna biru gelap. Ditutup dengan plastik wrap dan didiamkan selama 1 jam
dalam ice bath dan didekantasi filtrat dan endapan. Terbentuknya kristal
berwarna biru tua dan filtrat biru pekat. Fungsi pendinginan ini adalah agar
proses pembentukan kristal lebih cepat dan lebih banyak. Kemudian kristal
dikeringkan dan ditimbang diperoleh berat kristal 5,77 gr. Dengan persentase rendemennya melebihi nilai
rendemen ideal 100% yaitu 117,395%.
Adapun persamaan reaksinya yaitu:
4.
Perbandingan Beberapa Sifat Garam
Tunggal, Rangkap dan Pengompleks
Perlakuan |
Hasil |
Ditimbang 1 gr kristal Kupri Sulfat Anhidrat dimasukkan
ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3mL aquades (dilarutkan) |
Kristal larut dan larutan berwarna biru pucat |
Ditambahkan 5mL NH3OH 3 M tetes pertetes |
Terbentuk 3 fasa, lapisan atas warna biru tua, lapisan
tengah warna biru muda, dan lapisan bawah warna biru pucat dan terbentuk
endapan berwarna biru pucat |
Hasil garam percobaan A (Tawas) dimasukkan dalam tabung
reaksi dan dilarutkan dalam 5mL aquades |
Larutan A : larutan tak berwarna, lebih lama larut |
Hasil garam percobaan B dimasukkan kedalam tabung
reaksi dan dipanaskan dalam 5mL aquades |
Larutan B : larutan berwarna biru pucat, sangat cepat
larut |
Hasil garam pecobaan B dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan dipanaskan |
Garam B : endapan dari biru pucat menjadi hijau muda,
timbul gas berwarna hijau kebiruan, bau menyengat (gas) |
Hasil garam pecobaan C dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan dipanaskan |
Garam C : endapan dari warna biru tua menjadi
hijam-hitam, timbul gas berwarna kuning, bau menyengat (gas) |
Berdasarkan data table diatas,
dapat diketahui bahwa dilakukan 3 kali perlakuan. Dimana perlakuan
pertama yaitu garam kupri sulfat anhidrat direaksikan dengan akuades tidak
larut dan terbentuk endapan. Kemudian ditambahkan ammonium hidroksida
membentuk 3 fasa
atau lapisan dimana lapisan atas berwarna biru tua, lapisan tengah berwarna biru muda dan lapisan
bawah berwarna biru pucat akibat
adanya pertukaran ligan. Kupri sulfat anhidrat merupakan atom pusat dengan H2O
merupakan ligan.Perubahan warna ini diakibatkan adanya pertukaran antara ligan
dan air menjadi ammonia.
Perlakuan
kedua yaitu mereaksikan hasil dari pembuatan tawas dan garam rangkap dengan
akuades. Al2(SO4)2.5H2O direaksikan
dengan akuades akan menghasilkan larutan tak berwarna. Hal ini karena alum
kalium (tawas) akan terurai menjadi ion-ion penyusunnya.pada saat CuSO4(NH3)2.6H2O
direaksikan dengan air akan menghasilkan warna larutan biru muda. Hal ini
karena garam rangkap terurai menjadi ion-ion komponennya.
Perlakuan
ketiga yaitu dilakuakn perlakuan pemanasan untuk hasil dari garam rangkap dan
agaram kompleks. Ketika garam rangkap dipanaskan akan melepaskan uap H2O
yang tidak menimbulakan bau, sedangakan saat garam kompleks dipanaskan
menghasilkan gas amonia (NH3). Yang mana juga gas amonia adalah gas
bening, tidak berwarna, tapi mengeluarkan bau menyengat.
Gambar 4. Perbandingan Larutan A dan B (kiri), Perbandingan larutan B dan C (kanan)
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut.
1. Tawas dapat dibuat dengan mereaksikan larutan garam Al2(SO4)3.16H2O dengan
larutan garam K2SO4 yang menghasilkan endapan putih berupa kristal tawas
AlK2(SO4)2.12H2O.
2. Pembuatan garam rangkap dilakukan dengan mereaksikan
larutan garam CuSO4.5H2O
dengan larutan (NH4)2SO4 yang
menghasilkan kristal berwarna biru berupa garam rangkap dengan persamaan CuSO4(NH4)2SO4.6H2O. Garam rangkap jika direaksikan dalam air akan
membentuk atau terurai menjadi ion-ion penyusunnya, dan jika dipanaskan akan
melepaskan uap H2O yang tidak
berbau.Sedangkan pembuatan garam kompleks dilakukan dengan mereaksikan garam
CuSO4.5H2O
dengan NH3 sehingga menghasilkan
kristal berwarna biru tu berupa garam kompleks [Cu(NH3)4]SO4.H2O. Garam kompleks jika dipanaskan akan
menghasilkan bau amonia.
DAFTAR PUSTAKA
Purnawan, I. dan R.B. Ramadhani.
2014. “Pengaruh Konsentrasi KOH Pada Pembuatan Tawas dari Kaleng Aluminium
Bekas”. Jurnal Teknologi. Vol. 6(2):
109-119.
Rasmila. 2022. "Pelatihan
Pembuatan Garam Kompleks Tetraamin Copper (II) Sulfat Monohidrat
(Cu(NH3)4SO4.H2O dan Garam Rangkap Kupri Amonium Sulfat Heksahidrat". Journal of Community Service. Vol. 1(1): 1-9.
Wantara, P., S.A. Irawati, W.S. Werdi dan H. Purwanto.
2022. Manajemen Pemasaran Garam. Malang: Media Nusa Creative.
Komentar
Posting Komentar